Sains: Orang Malas Cenderung Lebih Cerdas & Sukses, Lho?

Sains: Orang Malas Cenderung Lebih Cerdas & Sukses, Lho?
iStock

Berdasarkan penelitian, orang malas cenderung menjadi karyawan yang lebih cerdas dan sukses. Lho?

Biasanya orang malas selalu terlihat buruk di mata bos-bos perusahaan. Umumnya, orang yang sukses dan menjadi miliuner bangun lebih pagi, ulet, dan tidak suka menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan.

Seperti pendiri Virgin Group, Richard Branson, dia selalu bangun pukul 05.00 setiap hari. Dia menggunakan waktunya untuk menjawab email, sarapan bersama keluarga, membaca berita, meeting dengan klien, serta olahraga. 

img

Richard Branson juga selalu tidur sebelum pukul 23.00 setiap hari. Ia merupakan individu yang sangat aktif dan berprestasi. Dia tentu bisa menyenangkan semua orang. Jadi, tidak heran mengapa orang malas cenderung dianggap kurang pintar dan sukses dalam karier. 

Meski demikian, sains menemukan kalau orang pemalas sebenarnya bisa menjadi tanda mereka cerdas. Maksudnya?

Rata-rata orang yang kurang aktif secara fisik cenderung lebih cerdas daripada orang yang aktif. Bahkan para peneliti mengembangkan deskripsi tersendiri mengenai kemalasan yang artinya ‘kebutuhan untuk kognisi’. Ha?

“Orang-orang pemalas mendambakan cara berpikir yang terstruktur dan beralasan dalam memandang dunia. Mereka sering melakukan kegiatan yang memberikan stiumlasi untuk mental kuat seperti brainstorming atau debat,” ungkap peneliti yang hasil penelitiannya diterbitkan dalam Journal of Health Psychology pada 2015. 

Para peneliti menggunakan kuesioner untuk hasil risetnya menilai ‘kebutuhan untuk kognisi’ tersebut. Mereka dibagi menjadi dua kategori, pemikir dan bukan pemikir. Semua peserta kemudian memakai alat pelacak aktivitas sehari-hari mereka selama tujuh hari. 

Data menemukan bahwa mereka yang memiliki IQ tinggi tidak mudah bosan sehingga membuat pemalas kurang aktif serta menghabiskan lebih banyak waktu buat berpikir. Kelompok yang sangat aktif mudah bosan ketika mereka harus duduk diam dan mengamati. Sebagai gantinya, mereka lebih suka merangsang pikiran dengan tugas-tugas aktif seperti olahraga atau kegiatan fisik lainnya. 

img

Lalu apakah orang malas benar-benar lebih pintar dan sukses? Sebenarnya tergantung bagaimana mereka memandang rasa malas itu sendiri. Karena sangat mungkin ketika kita melihat hal-hal yang membuat dia terkesan malas padahal sebenarnya tidak.

Bill Gates bahkan pernah berkata, “Saya selalu memilih orang malas untuk melakukan pekerjaan berat karena orang malas akan menemukan cara mudah untuk melakukannya.”

Jadi, mungkin mempekerjakan orang malas bukanlah ide buruk. Mereka cenderung menjadi pemikir strategis yang dapat menemukan cara cerdas dalam menghadapi masalah, menghemat waktu, serta menyumbang ide-ide baru yang inovatif ke perusahaan. 

Sederet tokoh populer dan sukses di dunia seperti Elon Musk, Albert Einstein, dan Steve Jobs memiliki sifat malas. Misalnya saja, senang bermain video game seringkali dianggap sebagai salah satu contoh orang malas. Ini menjadi kegiatan yang dinikmati banyak orang malas. Namun siapa pun yang pernah bermain Fortnite tahu kalau dibutuhkan pemikiran strategis dan pemecahan masalah yang adil.

Elon Musk sendiri dikenal sebagai gamer yang produktif. Dengan cara itu ia bisa bekerja 100 jam dan bertahun-tahun tanpa liburan. Elon Musk setidaknya membangun enam perusahaan yang sangat sukses. Dia tidak dibilang pintar dan rajin tapi sangat cerdas dalam menggapai kesuksesan.

Contoh lain Mark Zuckerberg dan Larry Page di mana mereka orang sukses yang suka bermain games. Sekali lagi, kedua orang ini tidak lebih cerdas dari orang lain dan tak bisa juga disebut malas. 

Intinya, kata malas bisa didefinisikan secara luas. Jadi, jangan men-judge orang lain malas sebelum mengenal mereka lebih dalam. Kamu perlu berhati-hati tentang kualitas paa yang ada dalam diri seseorang sebelum menilai mereka hanya dari kasat mata. 

Selanjutnya: Daripada pusing, ini tanda kamu harus ambil cuti dan pergi berlibur.